Direktur Lippo Group dan Bupati Bekasi Menjadi Tersangka Karena Suap Proyek Meikarta
Direktur Lippo Group dan Bupati Bekasi Menjadi Tersangka Karena Suap Proyek Meikarta
Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) mentapkan Bupati Bekasi yakni Neneng
Hasanah Yasin sebagai tersangka. Neneng diduga karena ikut menerima suap
perizinan proyek Meikarta sebesar Rp7 Miliar.
Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif mengatakan bahwa selain Neneng masih ada delapan tersangka lainnya yang diduga juga sebagai penerima dan pemberi suap.
“Pihak lain yang terkait dengan penanganan perkara kami imbau agar tidak merusak bukti, karena ini mempengaruhi saksi-saksi atau melakukan upaya lain yang menghambat proses penegakan hukum,” ujar Loade dalam konferensi persnya di Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Syarif menjelaskan bahwa tersangka diduga sebagai pemberi suap yakni Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, Konsultan Lippo Group yakni Taryudi dan Fitra Djaja Purnama, dan pegawai Lippo Group Hery Jasmen.
Adapun tersangka penerima suap yaitu Bupati Bekasi yakni Neneng Hasanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Bekasi Jamaludin, Kepala Dinas Kebakaran Bekasi Sahat M Nahar, Kepala Dinas DPMPTSP Dewi Tisnawati, dan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi Neneng Rahmi.
Mereka diduga telah melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 atau Pasal 12 B UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Juncto Pasal 63 ayat 1 KUHP.
Laode menyebut Bupati Bekasi dkk menerima duit dari pengusaha terkait pengurusan perizinan pembangunan Meikarta di Kabupaten Bekasi.
“Diduga realisasi pemberian sampai saat ini adalah sekitar Rp 7 miliar melalui beberapa kepala dinas pada April, Mei, dan Juni 2018.
Sementara itu, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengungkapkan, Neneng sampai saat ini masih dilakukan upaya penangkapan. “Bupati sedang dijemput dan dibawa ke KPK,” ungkap Febri.
Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif mengatakan bahwa selain Neneng masih ada delapan tersangka lainnya yang diduga juga sebagai penerima dan pemberi suap.
“Pihak lain yang terkait dengan penanganan perkara kami imbau agar tidak merusak bukti, karena ini mempengaruhi saksi-saksi atau melakukan upaya lain yang menghambat proses penegakan hukum,” ujar Loade dalam konferensi persnya di Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Syarif menjelaskan bahwa tersangka diduga sebagai pemberi suap yakni Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, Konsultan Lippo Group yakni Taryudi dan Fitra Djaja Purnama, dan pegawai Lippo Group Hery Jasmen.
Adapun tersangka penerima suap yaitu Bupati Bekasi yakni Neneng Hasanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Bekasi Jamaludin, Kepala Dinas Kebakaran Bekasi Sahat M Nahar, Kepala Dinas DPMPTSP Dewi Tisnawati, dan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi Neneng Rahmi.
Mereka diduga telah melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 atau Pasal 12 B UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Juncto Pasal 63 ayat 1 KUHP.
Laode menyebut Bupati Bekasi dkk menerima duit dari pengusaha terkait pengurusan perizinan pembangunan Meikarta di Kabupaten Bekasi.
“Diduga realisasi pemberian sampai saat ini adalah sekitar Rp 7 miliar melalui beberapa kepala dinas pada April, Mei, dan Juni 2018.
Sementara itu, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengungkapkan, Neneng sampai saat ini masih dilakukan upaya penangkapan. “Bupati sedang dijemput dan dibawa ke KPK,” ungkap Febri.
Comments
Post a Comment